“Tidak tahukah kamu, babwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” 1 Korintus 3:16
Salah satu kebenaran yang paling menakjubkan mengenai kehidupan Kristianiadalah ketika kita mengakui Yesus sebagai Juru Selamat, Roh-Nya berdiam di dalam tubuh kita. Ya, benar, di dalam kita. Paulus menghubungkan pemahaman hal ini segera setelah menjelaskan bahwa akan datang harinya ketika semua tindakan dan sikap kita akan duji melalui api yang dinilai oleh Kristus (lihat 1 Korintus 3:12-15). Apa hubungan antara menjadi bait Roh Kudus dan penilaian akhir ini?
Allah tidak meminta kita untuk mencintai hal yang tidak menyenangkan, hidupdengan iman yang penuh keberanian, dan mengampuni musuh kita dengan kemampuan kita sendiri. Dia tahu kita tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga memberi kita Roh Kudus untuk menuntun dan memampukan kita melakukan kehendak-Nya. Roh Kudus menggunakan kebenaran Injil, dorongan-Nya yang lembut, keadaan sekitar, kebijaksanaan dari teman-teman yang dewasa untuk membimbing kita, dan Dia mengubahkan hati kita untuk lebih peduli akan Dia dan orang lain daripada kepentingan kita yang egois.
Roh Kudus menyediakan sumber daya adikodrati untuk memperlengkapi kita,namun pertanyaan Paulus juga menyiratkan bahwa kita hidup di bawah pengawasan Roh yang hidup di dalam diri kita. Tak satu pun dapat melarikan diri dari pengawasan-Nya. Kita pun menaati Kristus karena banyak alasan berbeda: upah yang dijanjikan, Roh Kudus yang memampukan dan menguatkan kita, dan peringatan bahwa kita hidup di bawah pengawasan-Nya. Secara bersama-sama, alasan tersebut membentuk suatu kekuatan motivasi yang penuh kuasa untuk menjaga kita tetap mengejar Allah dan tujuan-Nya.
- Dalam skala nol (tidak sama sekali) sampai sepuluh (sepanjang hari setiap hari), seberapa banyak Anda menyadari kehadiran Roh Kudus di dalam Anda?
- Apakah Anda termotivasi oleh fakta bahwa Allah hidup di dalam diri Anda? Jelaskan jawaban Anda.
“Sungguh suatu kegembiraan yang mulia ketika mengetahui bahwa kita dapat senantisa terhubung dengan sumber dari segala kekuatan dan otoritas hanya dengan membuka hati dan pikiran kita kepada-Nya.” – Zig Ziglar