“Tidak seorang pun dapat bekerja untuk dua majikan. Sebab ia akan lebih mengasihi yang satu daripada yang lain. Atau ia akan lebih setia kepada majikan yang satu daripada kepada yang lain. Begitulah juga dengan kalian. Kal1an tidak dapat bekerja untuk Allah dan untuk harta benda juga.” Matius 6:24

Di satu toko, seorang ayah memberikan sebuah kotak kosong kepada putranya dan berkata, “Nak, kamu dapat memiliki apapun yang kamu inginkan, namun kamu hanya bisa memiliki satu benda. Buatlah pilihan yang tepat.” Demikian juga Allah memberikan masing-masing kita kesempatan yang sama. Sejuta perkara bersaing merebut rasa sayang dan perhatian kita, namun hanya satu perkara yang bisa menempati takhta di dalam hati kita.

Semua hal berikut ini memberikan janji. Sebagian berjanji untuk memberi kita kesenangan, sebagian janji menawan hati kita, sebagian janji memberikan kita status yang akan mengesankan bagi orang, dan sebagian lainnya janji membantu kita menghindari rasa sakit. Kita mendengar bisikan-bisikan atau teriakan-teriakan yang menjanjikan sepanjang waktu. Percakapan di pekerjaan, iklan di televisi dan papan reklame, obrolan dengan teman, dan semua bentuk komunikasi lainnya yang berjanji mewujudkan impian kita. Semua hal ini bersaing layaknya para pedagang asongan di pasar loak, mencoba meyakinkan kita untuk datang ke tenda mereka untuk membeli apa yang mereka jual.

Namun kita hanya dapat memilih satu hal untuk dimasukkan ke dalam kotak kita.

Di tengah hiruk-pikuk semua suara, kita harus mendengarkan suara lain yang berkata, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6), dan yang menawarkan kita suatu petualangan dan kelimpahan hidup-apabila kita memperkenankan hal ini masuk dalam kotak kita.

Apakah yang Anda masukkan dalam kotak Anda?

  • Identifikasi beberapa suara yang bersaing dan memberikan janji di dalam hidup Anda.
  • Apakah yang telah Anda miliki dalam kotak Anda di waktu lalu? Saat ini, apakah yang Anda masukkan dalam kota Anda?

Apapun yang Anda pilih untuk Anda layani menjadi hal yang Anda puja.” – Ike Reighard