Kata TUHAN, “Orang yang mencintai Aku akan Kuselamatkan, yang mengakui Aku akan Kulindungi.” MAZMUR 91:14

Allah senantiasa membebaskan. Itu adalah natur-Nya. Namun, Allah tidak selalu melepaskan kita dengan cara yang kita harapkan atau pada saat kita mengharapkan jawaban datang. Ketika kita memohon agar Dia membebaskan kita dari penyakit, suatu konflik, atau dari kesulitan lainnya dalam hidup kita, kita perlu menghindari tuntutan agar Dia menjawab dengan cara yang kita inginkan. Jika kita meminta suatu jawaban tertentu, kita sedang merencanakan ketidakpuasan, dan jika ketidakpuasan itu tidak diselesaikan maka akan segera menimbulkan keputusasaan.

Tanda iman yang benar adalah kepercayaan yang teguh kepada Allah ketika kita tidak melihat apa yang dilakukan-Nya atau bagaimana Dia melakukannya. Terlepas dari apa yang kita lihat dengan mata fisik kita, kita berpegang teguh pada kebenaran bahwa tujuan, cara dan waktu Allah lebih tinggi dari cara kita, seperti “langit yang lebih tinggi dari bumi” (Yesaya 55:9). Dengan iman seperti itu, Allah membuat kita ‘lebih’ bahkan di tengah-tengah kesulitan kita. Tidak, kita tidak melupakan masalah kita, tapi kita bergantung teguh kepada Allah melalui naik turunnya keyakinan kita bahwa cepat atau lambat, dengan satu cara atau cara lainnya, Dia akan melepaskan kita.

Kita belajar beberapa pelajaran hidup hanya melalui lembah-lembah kehidupan. Memang akan lebih baik jika kita bisa mempelajari semua pelajaran penting di puncak bukit, namun kenyataannya tidak. Lembah adalah bagian dari jalan bagi setiap orang percaya. Ketika kita ada di sana, kita bisa yakin bahwa kita memiliki satu Pemandu yang dapat kita percaya dan yang akan memimpin jalan ke tempat yang lebih tinggi.

  • Ketika kita mengalami kesulitan, apakah perbedaan antara menuntut jawaban dari Allah dan percaya bahwa Dia akan membebaskan kita dengan cara-Nya dan pada waktu-Nya?
  • Apakah beberapa pelajaran yang kira peroleh ketika melewati lembah kehidupan?

“Iman akan pembebasanku bukanlah iman kepada Allah. Iman berarti, apakah aku dibebaskan secara nyata atau tidak, aku akan tetap pada keyakinanku bahwa Allah adalah kasih.”Oswald Chambers